Hmm...
Kalau kalian bertanya padaku,"Kau hobi baca?"
Hm... jawabanku, "Lumayan!"
Lho?Hm... jawabanku, "Lumayan!"
Lha yang gembor-gembor tentang prinsip hidup itu membaca kemarin itu siapa?
Bukannya nggak mendukung!
Jelas dong ngedukung banget!!!
Aku suka baca.
Tapi kemarin ada peristiwa tragis buanget deh!
Kemarin kan aku dapat tugas SIM(Sistem Informasi Manajemen) berupa desain konsep dan fisik. Kebetulan banget kita tuh harus pinjem yang namanya Tugas Akhir alias TA! Bukannya nggak mendukung!
Jelas dong ngedukung banget!!!
Aku suka baca.
Tapi kemarin ada peristiwa tragis buanget deh!
Nah... karena data pertamaku is not complete, aku pergi ke perpus pusat setelah di perpus jurusan sudah habis. Betapa senang hatiku, datanya lengkap-kap-kap!!!
Nah... kebetulan udah mulai sore, aku langsung ngacir ke bagian administrasi buat pinjem. Tiba-tiba kakak kelas ada yang bilang,"Lho, Dik! TA ka nggak boleh dipinjam."
"Haoh? Masa tho mbak? Yah... ni tak coba dulu. Daripada fotocopy 200 per lembar!"
Iya, fc d perpus emang semahal itu!
Dan ternyata betul!
Aku sudah memohon-mohon tetep aja nggak boleh. Ilfill aku!!!
Dah gitu, pake acara perang segala ma bapake penjaga!
HIIIIIIIH!!!!!
Aku menggugat!
Trus mbak yang tadi bilang,"Mungkin takut kalo hilang Dik. Soalnya anak-anak lebih suka didenda daripada fotocopy. Juga mungkin karena banyak yang perlu datanya tiap hari."
HU-UUU-UUUH!!!
Aku nggak terima!
Kan kita bisa pinjem 1 hari aja, toh kodenya C1 alias boleh pinjem 1 hari!
Trus...
Kalo memang nggak boleh dibawa pulang, kenapa fotocopy pake mahal segala! Nggak memeras tuh! Meski kertasnya lumayan, lha mbok iya mikir nasib anak kuliahan yang uangnya mepet ini!
Biaya sekolah di negara ini lumayan mahal kan?!
Terus, yang paling bikin aku jengkel banget adalah yang satu ini.
Kalau mereka bersikap demikian, berarti nggak punya rasa percaya pada kami yang udah kuliah, masih mengira kami anak kecil. Mereka menganggap kami belum bisa menerima sesuatu bernama "tanggung jawab". Terus, apa gunanya kartu perpus ada alamat dan data pribadi lainnya?
Sungguh ironis.
Jika mereka ingin menanamkan kepercayaan, coba dong percaya juga pada individu bernama mahasiswa!
Belajar mempercayai. Walaupun misalnya memakai cara terburuk! Contohnya, kasih denda saja Rp 10.000/hari bagi yang telat! Dengan begitu toh mahasiswa tidak akan lupa bawa seperti tak pernah menghilangkan kartu parkir!"Haoh? Masa tho mbak? Yah... ni tak coba dulu. Daripada fotocopy 200 per lembar!"
Iya, fc d perpus emang semahal itu!
Dan ternyata betul!
Aku sudah memohon-mohon tetep aja nggak boleh. Ilfill aku!!!
Dah gitu, pake acara perang segala ma bapake penjaga!
HIIIIIIIH!!!!!
Aku menggugat!
Trus mbak yang tadi bilang,"Mungkin takut kalo hilang Dik. Soalnya anak-anak lebih suka didenda daripada fotocopy. Juga mungkin karena banyak yang perlu datanya tiap hari."
HU-UUU-UUUH!!!
Aku nggak terima!
Kan kita bisa pinjem 1 hari aja, toh kodenya C1 alias boleh pinjem 1 hari!
Trus...
Kalo memang nggak boleh dibawa pulang, kenapa fotocopy pake mahal segala! Nggak memeras tuh! Meski kertasnya lumayan, lha mbok iya mikir nasib anak kuliahan yang uangnya mepet ini!
Biaya sekolah di negara ini lumayan mahal kan?!
Terus, yang paling bikin aku jengkel banget adalah yang satu ini.
Kalau mereka bersikap demikian, berarti nggak punya rasa percaya pada kami yang udah kuliah, masih mengira kami anak kecil. Mereka menganggap kami belum bisa menerima sesuatu bernama "tanggung jawab". Terus, apa gunanya kartu perpus ada alamat dan data pribadi lainnya?
Sungguh ironis.
Jika mereka ingin menanamkan kepercayaan, coba dong percaya juga pada individu bernama mahasiswa!
Lagipula, aku kan butuhnya data untuk diketik ulang, dibuat ringkesan dan dicetak ulang!
Apa nggak eman-eman sama kertasnya nanti! Kasihan hutan yang dibabat habis karena ulah kita sembarangan menggunakan kertas.
Seorang dosen pernah berkata saat HMJ ingin membuat pengadan buku,"Perpus pusat itu sudah sangat lengkap."Aku kecewa. Iya, lengkap. Tapi apakah butuh sebuah kemarahan dan ketidakpercayaan dalam mendapat sebuah referensi yang harusnya gratis itu?
Hari itu aku pulang, memeras otak lagi untuk cari TA yang kubutuhkan. Alhamdulillah, dapat.Aku kembali berpikir, bagaimana dengan program bacaan gratis dari pemerintah?
Hm...kita pikir dulu...
Hm...kita pikir dulu...
Haha mana ada perpus kampus rela TA nya dibawa si...
ReplyDeleteGa da kali...
para mahasiswa jaman sekarang kalo pinjam ndablek...
bisa g dikembalikan bertahun-tahun...
makanya kena imbas ke kita juga yg tak pernah berniat seperti itu...
Ada!
ReplyDeletePerpus HiMa! Perpus Jurusanku!
Yahhh... tulisan ini tak tulis smt 2 kalo ga 3
Dan stelah jadi KaDept, aku baru tau...
tyt perpus punya alasan bagus buat komplai2ku diatas...
Tyt dulu aku sgt tak berperi-keperpustakaan ya...
=P
Ha?? masak boleh si...
ReplyDeleteenak bgt...T.T
waa pantes boleh kadepnya kamu si...
Weeh...
ReplyDeleteitu mah dah tradisi pendahulu-pendahulu...
kalo jurusan bole d pinjemin...
(^^)