Kenapa aku milih judul ini?
Hm... ada sesuatu yang cukup menggelitik pemikiranku.
Suatu hari di musim pancaroba.Halah...
Tepatnya pas aku beli caramel di kantin paling barat, aku menemukan ide buat nulis lagi.
Seperti biasa, kalo beli caramel pastinya dibungkus kan? Karena kita ada di Indonesia, dan aku berada di kantinnya kampusku,caramelku dibungkus dengan sepotong koran. Sebenarnya sih bisa saja aku ambil piring kecil dan mengurangi pembuangan kertas secara sia-sia. Tapi, hari itu aku malas sekali.
Hm... sambil terus makan, aku pengin membaca. Karena juga males ngeluarin buku dari tas yang penuh kujejali buku-buku kuliah, dengan iseng aku baca koran pembungkus makananku tadi.
Awal membaca, aku tidak begitu interested.Tapi ada yang membuatku tertegun dari sepotong berita dari koran nasional itu. Yah, berita menarik yang terjadi 19 April lalu.
Disana diceritakan tentang pertarungan catur. Pertarungan ini merupakan bagian dari kegiatan JAPFA Chess Festival yang diadakan di Gedung Piramid, Senayan, Jakarta.
Pertandingan ini terjadi antara Susanto (21 tahun) melawan So (14 tahun). Seperti pertemuan mereka berdua sebelumnya, GM Susanto kalah dari pecatur muda Filipina itu. Kekalahan tersebut terjadi pada langkah ke-57 dengan pembukaan Skandinavia.
Ungkapan dari humas Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia-lah yang membuatku berpikir sambil ternganga.
Orang itu, Kristianus Liem berkata, "Rasanya, hal ini juga merupakan cerminan dari persoalan yang lebih luas, yakni masih rendahnya budaya ilmiah (giat belajar dan membuat riset sendiri) di tengah masyarakat kita."
Memang tak bisa disangkal, So berlatih 8-12 jam sehari dan mampu melakukan riset sendiri untuk menemukan langkah-langkah baru. Sedangkan menurut Liem, Susanto masih cukup tergantung pada pelatih.
Terus, apakah sikap hidup benar-benar begitu dominan dalam kehidupan kita?
Coba kita runut lagi. Menurutmu, kenapa sih kebanyakan dari negara maju dapat berkembang pesat?
Tentu, tentu saja karena sikap hidup mereka!
Sekedar catatan, negara yang kumaksudkan adalah negara yang maju dengan kerja keras masyarakatnya. Maju dan mau membuka diri tanpa harus kehilangan jatidiri.
Kadang, aku sendiri merasa, apakah sikap hidup kebanyakan "penghuni" perguruan tinggi itu lebih baik daripada mereka yang masih ada dibawahnya?
Hm... mungkin...TIDAK JUGA!
Sebagai satuan civitas pendidikan, mahasiswa kadang masih merasa "nyaman-nyaman saja" dengan kehidupan mereka. Dari bangun siang-siang karen kuliah mulainya jam sembilan, menyibukkan diri dengan hal tak berguna, bahkan mengatasnamakan "keluyuran" di UKM atau ORMAWA diluar jam yang ditentukan sebagai hal yang..."Wahhh... keren!!!"
Hm... sepertinya memang memerlukan sesuatu bernama "LIFE MAPPING" deh. Dengan merencanakannya, otomatis kita akan berpikir ulang sebalum menggunakan waktu ini dengan percuma. Hanya cukup itu?
Oh, NO!
Setelah punya perencanaan dan schedule terperinci, yang penting adalah IMPLIKASI!
Percuma dong kalo bikin rencana tanpa ada pelaksanaan konkret!
Seimbangkan setiap hal yang ada.
Mulailah mencintai dirimu, lingkungan dan hal-hal kecil.
Ingat,
BIG SUCCESFULL COMES FROM LITTLE THINK!
Semangat!!!
Wah wah kali ini baru aku liat postingan yang keren....
ReplyDeletehemm..jadi da niat bikin blog lagi...
Ayukkk... ayuukkk,,,,
ReplyDelete