Akhir-akhir ini bertambah saja berita aneh-aneh.
Ups! Bukan aneh-aneh ding, lebih tepatnya berita "panas". Setelah terlihatnya dampak serius yang diakibatkan "global warming", munculah perjanjian di Tokyo beberapa saat lalu. Yah... global warming telah berhasil membuat gunung es di kutub utara meleleh sedikit demi sedikit. Akibatnya, permukaan laut semakin naik dan beberapa pulau mulai menghilang. Hehehe... itu sih semua orang juga sudah tahu ya?
Nah... sekarang lagi serius-seriusnya negara-negara di dunia mengecam adanya bom tandan! Pertama, apa sih bom tandan itu? Bom tandan (cluster bomb) adalah bom yang mengeluarkan ratusan bom kecil seukuran bola tenis. Bom ini dikenal dengan sebutan “bomblets”. Bom tandan biasanya diluncurkan ke udara, baru bomblets memisahkan diri dan menghantam bumi. Tidak sedikit bomblets yang tidak meledak dan bertahun-tahun setelah konflik berakhir,bom itu masih mengancam warga, khususnya anak-anak yang menyangka bom itu adalah mainan.Berbahaya banget kan?!!! Benar banget! Bom kayak begini mengancam kelangsungan hidup manusia. Dan sangat bijaksana sekali kalau penggunaan benda ini di"ILEGAL"kan.
Disini ada yang aneh banget, coba kita simak.
Beberapa saat yang lalu, diadakan pertemuan sepanjang dua pekan di Dublin. Acara bertaraf internasional ini diikuti lebih dari 100 negara peserta yang ingin mengusahakan kesepakatan larangan secara mendunia bagi bom tandan. Australia, Belgia, Inggris, Denmark, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol dan Swedia adalah sebagian dari 109 negara yang menghadiri pertemuan tersebut. Banyak negara peserta menginginkan pengecualian sehingga mereka boleh menyimpan persediaan senjata mereka. Tawaran lain dari mereka adalah adanya masa peralihan untuk menciptakan senjata taktis alternatif.
Anehnya... Negara produsen bom tandan seperti Amerika Serikat, Cina,India,Israel, Rusia dan Pakistan, tidak mengirim perwakilan ke konferensi Dublin tersebut. Washington, Amerika Serikat tidak setuju atas larangan penggunaan bom tandan.
Wadalah... Mereka beralasan bahwa senjata itu masih berguna secara taktis untuk menangkis gerakan pasukan dan untuk bela-diri.
“Kami pikir larangan menyeluruh seperti ini adalah kesalahan,” kata Stephen Mull, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS. Dia berada pada bagian urusan politik dan militer.
Hm... kok jadi nggak jelas begini ya? Padahal sudah jelas kan kalau benda bernama bom itu mengerikan, apalagi bom tandan! Berita terakhir mengenai penggunaan bom tersebut adalah pada serangan Israel ke Lebanon selama Juli-Agustus 2006. Warga sipil yang menjadi korban juga dihadirkan dalam pertemuan ini. Bahkan,Sekjen PBB Ban Ki-Moon memulai konferensi tersebut dengan mangajak agar pelarangan bom tandan menjadi nyata.
Bukankah PBB mengikrarkan diri dalam tujuannya untuk melindungi dunia? Lalu, bagaimana jika negara-negara yang termasuk pemegang hak veto itu bisa tidak mendukung? Datang ke pertemuan saja tidak?! Bukankah dunia ini akan indah jika mereka mau berdamai. Berdamai dengan meninggalkan pemakaian bom tandan. Ah, seandainya saja mereka tahu dan mau berkorban....
Disini ada yang aneh banget, coba kita simak.
Beberapa saat yang lalu, diadakan pertemuan sepanjang dua pekan di Dublin. Acara bertaraf internasional ini diikuti lebih dari 100 negara peserta yang ingin mengusahakan kesepakatan larangan secara mendunia bagi bom tandan. Australia, Belgia, Inggris, Denmark, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol dan Swedia adalah sebagian dari 109 negara yang menghadiri pertemuan tersebut. Banyak negara peserta menginginkan pengecualian sehingga mereka boleh menyimpan persediaan senjata mereka. Tawaran lain dari mereka adalah adanya masa peralihan untuk menciptakan senjata taktis alternatif.
Anehnya... Negara produsen bom tandan seperti Amerika Serikat, Cina,India,Israel, Rusia dan Pakistan, tidak mengirim perwakilan ke konferensi Dublin tersebut. Washington, Amerika Serikat tidak setuju atas larangan penggunaan bom tandan.
Wadalah... Mereka beralasan bahwa senjata itu masih berguna secara taktis untuk menangkis gerakan pasukan dan untuk bela-diri.
“Kami pikir larangan menyeluruh seperti ini adalah kesalahan,” kata Stephen Mull, pejabat tinggi Departemen Luar Negeri AS. Dia berada pada bagian urusan politik dan militer.
Hm... kok jadi nggak jelas begini ya? Padahal sudah jelas kan kalau benda bernama bom itu mengerikan, apalagi bom tandan! Berita terakhir mengenai penggunaan bom tersebut adalah pada serangan Israel ke Lebanon selama Juli-Agustus 2006. Warga sipil yang menjadi korban juga dihadirkan dalam pertemuan ini. Bahkan,Sekjen PBB Ban Ki-Moon memulai konferensi tersebut dengan mangajak agar pelarangan bom tandan menjadi nyata.
Bukankah PBB mengikrarkan diri dalam tujuannya untuk melindungi dunia? Lalu, bagaimana jika negara-negara yang termasuk pemegang hak veto itu bisa tidak mendukung? Datang ke pertemuan saja tidak?! Bukankah dunia ini akan indah jika mereka mau berdamai. Berdamai dengan meninggalkan pemakaian bom tandan. Ah, seandainya saja mereka tahu dan mau berkorban....